Rabu, 11 Mei 2016

Nothing is Imposible

Saya setuju jika kata 'tidak bisa' itu dihancurlenyapkan saja dari benak kita. Kenapa saya bilang begitu? Sebab sedikit banyak dua kata tadilah yang menyebabkan potensi-potensi besar kita terhambat.

Iya kawan, sekali lagi saya tekankan 'potensi besar' kenapa? Karena kita tidak tahu seberapa besar potensi yang telah di tanam oleh Sang Maha Pencipta dalam diri kita. Kita tidak tahu bahwa kita berpotensi menjadi pemain bola terkenal, menjadi penyanyi hebat, menjadi pengarang besar, atau menjadi tokoh-tokoh besar lainya.

Beberapa hari yang lalu saya sempat berdiskusi dengan teman saya terkait ini. Kita berbicara banyak tentang tokoh-tokoh besar dunia. Kita juga sama-sama tidak tahu mengapa mereka bisa menjadi seperti itu. Namun kita sama-sama setuju ketika pernyataan ini mencuat 'mungkin karena mereka berani mencoba, tak pernah takut dengan kegagalan, dan selalu menantang ketidakpastian.'

Kalau boleh jujur kawan, ketika menggarap novel saya yang pertama: Ilalang di Kemarau Panjang--entah itu boleh disebut novel atau tidak sampai sekarang saya sendiri tidak tahu--sedikitpun saya tak punyai pengalaman menulis puisi, cerpen, atau semacamnya itu terkait karya sastra. Namun ketika itu rasa percaya diri saya membuncah-buncah bagai lumpur Lapindo, liar tak terbendung, kawan.

Bekal saya saat itu hanya percaya diri, keberanaian, serta tak ada kata lelah untuk terus belajar. Selama satu tahun setengah, saya rela menyisihkan uang saku untuk beli buku yang mahal-mahal itu. Rela pulang kuliah paling akhir untuk menghabiskan waktu di perpustakaan, juga rela tidur jam 12 malam dan bangun jam 3 dini hari. Tentu saja untuk menyelesaikan buku solo pertama itu.

Sumpah, ketika itu yang di kata orang berat, saya lalui dengan terseok-seok namun tetap senang. Itu Lantaran di depan saya seolah impian selalu memanggil saya.

Alhasil, di tahun 2015 terbitlah novel itu. Perasaan gembira bukan main rasanya. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Namun tak berhenti disitu, selama proses penulisan itu seolah ada yang membimbing saya. Ada yang menunjukkan caranya. Sehingga setiap hari kekurangan demi kekurangan itu nampak dan itulah yang menyebabkan saya senantiasa belajar, belajar dan belajar terus.

Luar biasa kawan, jadi sekali lagi, kita tak pernah tahu potensi besar apa yang tertanam dalam diri ini. Apalagi selalu kita halang-halangi dengan statement 'tidak bisa' yang mengakar erat di kepala. Meskipun terlihat sepele namun kenyataannya semuanya berawal dari pikiran. Jika pikiran kita sehat insya Allah perilaku kita juga sehat. Jika pikiran kita berkata bisa insya Allah kenyataan nya juga bisa. Maka tidak salah jika saya berkilah, "nothing is impossible!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar