Rabu, 10 Agustus 2016

Untain Kesalku

Jangan kau pikir aku cuma benda mati yang tak punyai perasaan. Seenaknya saja kau pangkas sesuka hatimu.

Jangan kau kira aku serupa jelita murahan yang suka keluar malam.
Sesuai panggilan hasratmu, yang terpendam.

Asal kau tau setiap malam, aku melantun doa-doa pada Tuhan. Di sepertiga malam.

Dan kau tahu aku bisa melihat doa-doa ku itu merambat melalui angin. Serupa cicak yang merambat di dinding. Doaku merambat di segala dinding.

Di pohon kelapa yang hampir mati, di angin kemarau yang berembus dingin, di bintang-gemintang yang dapat kau lihat dari jendela kamarmu.

Ia merambat, doaku adalah untaian kesalku padamu. Tukang cukur rambut! Tunggu saja balasan dari-Nya.(11/8)

#prosa #fatahanshori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar