Minggu, 02 Agustus 2015

Pentingnya Mengucap 'Insya Allah'

"Jangan bilang insya Allah, pokoknya harus bisa!", jawab kawanku dengan muka kesal ketika mendengar ucapan kawannya saat berjanji. Bahkan Ia sempat marah-marah usai mematikan telepon dari kawannya barusan. Kelihatannya Ia tidak puas ketika mendengar temannya berjanji dengan mengucap kata Insya Allah.

Seperti inilah kawan, Akhir-akhir ini saya sering mendengar banyak dari teman saya meremehkan kata 'insya Allah'. Atau lebih tepat nya menyalah artikan kata insya Allah. Mereka, kawan saya yang mendengar orang mengucap insya Allah saat berjanji padanya. Ia mengartikan bahwa orang yang berjanji tadi lebih banyak tidak akan menepati janjinya ketimbang menepati janji. Mungkin begitu juga dengan si pengucap janji tadi, pengartiannya sama pula. Persentase tidak menepati janji lebih besar ketimbang menepati janji.

Padahal yang sebenarnya bukanlah seperti itu. Persentase menepati janji lebih besar ketimbang tidak menepati janji. Saya pernah membaca suatu majalah islam yang judul majalahnya saya sendiri sudah lupa. Di situ mengatakan bila kita mengucap insya Allah saat berjanji, itu artinya 99% kita harus menepati janji yang kita ucapkan tadi. Sedangkan 1% -nya adalah ketetapan Allah. Sering kita mendengar Manusia hanya bisa membuat rencana sedangkan hasilnya adalah takdir Allah.

Bukankah pernyataan itu amat sangat betul. Dalam Al-Quran, Allah telah memerintah pada seluruh umat muslim untuk mengucap Insya Allah ketika berjanji. Saya sendiri pun sering lupa dengan perintah Allah yang satu ini.

Apalagi ketika saya sedang sibuk-sibuknya menjadi seorang panitia dalam sebuah acara yang bisa dibilang amat sangat penting. Ketika teman bertanya atau meminta saya untuk hadir beberapa waktu kedepan. Dengan tegas dan lantang saya menjawab, "Iya saya bisa hadir nanti, jangan khawatir!". Begitu juga ketika ada SMS dari teman. Akan saya reply dengan jawaban tenang saja saya pasti bisa hadir. Dan baru saja, sore tadi saya mengulangi hal yang sama. Lantas saya termenung dan mengucap dalan hati, istighfar betapa angkuh dan sombongya diri ini.

Saya benar-benar khilaf, semoga Allah mengampuni perbuatan saya yang demikian. Kiranya Allah menyuruh kita mengucap Insya Allah ketika berjanji, tidak lain adalah agar manusia selalu mengingat Allah dan sadar bahwa manusia tidaklah memiliki apa-apa. Dan tidak tahu apa-apa.

Tidak memiliki apa-apa artinya, manusia tidaklah mempunya kekuatan untuk membuat kehendak menjadi nyata sesuai yang diharapkannya, bisa saja takdir Allah berkata lain. Dan tidak tahu apa-apa artinya manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi beberapa waktu kedepan, jangankan lima menit bahkan beberapa detik kedepan saja kita tidak tahu apa yang akan terjadi.

Maka alangkah tidak tahu dirinya kita. Ketika melupakan Allah di setiap perbuatan yang tengah kita lakukan. Semoga tulisan ini mampu meningkatkan ketakwaan dan mengingatkan kita pada Kebesaran Allah. Tuhan pemilik apa yang ada dilangit dan dibumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar