Rabu, 15 Juli 2015

Ramadhan (30): hari kemenangan?

Jalanan amat ramai menjelang usainya Ramadhan sekaligus hari terakhir menjalankan ibadah puasa. Mereka berhamburan dimana-mana memenuhi pasar, super market, toko makanan, toko baju sampai toko sandal. Kelihatannya banyak orang yang riang hatinya mengetahui Ramadhan hampir usai. Bahkan saya pernah mendengar ada yang mengatakan bahwa kita patut bersyukur telah meraih kemenangan. Benarkah yang demikian ini betul adanya?

Padahal di zaman ketika nabi dan para sahabat masih hidup. Dikatakan mereka amat bersedih hatinya mengetahui Ramadhan sebentar lagi usai. Banyak dari mereka bahkan ada yang meneteskan air mata, menangis karena bulan penuh berkah akan segera pergi.

Bahkan juga pernah dikatakan bahwa di sepuluh hari terakhir dalam bulan Ramadhan. Rasulullah menyisihkan banyak waktunya untuk beriktikaf di masjid. Berharap menjumpai malam lailatul qodr. Malam yang didalamnya penuh kebaikan melebihi seribu bulan. Ketika kita melakukan amal kebajikan akan diganjar seperti melakukan kebajikan selama seribu bulan, juga sebaliknya jika kita melakukan keburukan. Begitu sebut dalam buku Quantum Ramadhan.

Memang jika kita bandingkan keadaan zaman nabi dan dengan sekarang amatlah jauh berbeda. Sekarang nilai-nilai agama pun semakin jarang  diterapkan. Mungkin di terapkan tapi tidak menjadi satu kesatuan dari keseluruhan. Jadi keadaan amburadul seperti sekrang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar