Senin, 08 Juni 2015

Dibarengi Dengan Keyakinan

Pertama, saya ingin berkisah tentang kejadian tadi sore. Sebuah hasil yang diperoleh dari setumpuk perjuangan nan berbalut harapan.

Satu minggu terakhir ini, urusannya semakin pelik. Tugas kuliah yang semakin rimbun beriringan dengan deadline tugas UKM. Sehingga saya harus membagi waktu untuk keduanya. Disinilah baru saya tahu bahwa tabiat waktu sangat kejam. Ia tak pernah diam menunggu orang pemalas.

Waktu terasa seperti berlari. Sedangkan persiapan tugas UKM. Baru berjalan 25% ketika deadline tinggal lima hari lagi. Mau tidak mau kami harus rela pulang malam. Antara pukul 21.00 sampai pukul sembilan lebih sedikit. Hanya untuk melakukan persiapan sebagus mungkin.

Kami dituntut untuk saling bertoleransi. Yaitu lebih mementingkan tujuan kelompok dari pada urusan individu. Dari sini tak jarang kami saling cek-cok. Adu mulut satu sama lainnya. Karena sifat manusia yang cenderung ingin menang sendiri, berselisih paham adalah hal yang biasa terjadi.

Waktu tak pernah berhenti. Deadline pun semakin dekat. Serasa satu jengkal didepan mata. Itu artinya kami harus cepat mematangkan persiapan. Memikirkan hal remeh-temeh yang mungkin bisa mengacaukan penampilan di hari H nanti. Memperbaiki segala kekurangan-kekurangan.

Tapi ketika deadline tinggal satu hari. Entah kenapa rasanya kami tidak yakin. Merasa pesimis. Merasa selalu kurang. Merasa absurd dengan semua yang kita lakukan selama seminggu lamanya. Padahal kita telah melakukan semaksimal mungkin. Tapi pikiran negatif tak kunjung pergi dari mindset kami.

Beberapa saat kemudian saya teringat film Kungfu Panda. Ketika Sang Kesatria Naga, Poo. Dengan penasarannya membuka gulungan yang diberikan Shifu padanya usai menjalani latihan sulit dari Shifu. Ia tercengang ketika membuka gulungan itu tidak ada isinya apa-apa. Hanya terlihat bayangan wajahnya sendiri. Padahal Ia berharap menemukan sesuatu di dalamnya yang akan mengangkat dirinya sebagai seorang Ksatria Naga sungguhan.

Apa arti semua itu kawan? Bayangan wajah Poo berarti kepercayaan diri. Semua usaha, harapan akan sulit terwujud ketika kita sendiri tidak percaya bahwa kita bisa. Tidak yakin terhadap usaha yang baru saja dilakoni. Akhirnya berkat sebuah usaha, harapan yang dibarengi keyakinan. Kami mendapatkan hasil yang diluar dugaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar