Senin, 29 Juni 2015

Ramadhan (11): Tidak Ada Yang Mustahil Dihadapan-Nya

Belum apa-apa sudah mengatakan tidak bisa, tidak mungkin, mustahil. Ketika dihadapkan pada sesuatu yang kita anggap luar biasa maka untuk mencapai hal tersebut kita sering pesimis dan berkeluh kesah seperti yang disebutkan tadi.

Seringkali kita menyalahkan keadaan lantaran tidak bisa meraih apa-apa yang kita impikan. Alasan klasik yaitu masalah ekonomi yang acapkali diperdebatkan jika impian kita bersangkutan dengan keinginan untuk bersekolah setinggi mungkin. Karena ekonomi yang lemah, lantas kita mengubur dalam-dalam impian bersekolah.

Guru SMP-ku pernah sedikit menceritakan pengalaman hidupnya sewaktu Ia bersekolah. Ia bukan berasal dari keluarga yang berkecukupan secara ekonomi. Macam anak-anak pejabat yang berlimpah uang. Ia juga bukan anak seorang saudagar. Tapi Ia hanyalah anak orang miskin yang serba kekurangan. Ibunya tukang buruh cuci. Dan bapaknya tukang ojek. Tapi beliau berhasil menuntaskan pendidikannya sampai jenjang pasca sarjana. Waktu itu beliau pernah bilang untuk membayar uang SPP Ibunya harus berlari kesana kemari mencari pinjaman uang. Dan sewaktu Ibunya tadi meminjam uang, Ia selalu berkata untuk mengembalikan uang tidak lebih dari batas waktu yang telah dijanjikan. Guru saya pun terheran, katanya jauh hari sebelum waktu yang telah dijanjikan Ibunya berhasil melunasi hutang uang SPP tersebut.

Mungkin Itulah cara Allah untuk menolong hambanya yang berniatan baik. Inilah yang sering kita lupakan. Kita sering merupakan bahwa kita punya tempat terbaik untuk meminta. Tempat terbaik untuk memohon. Tempat terbaik untuk mengadu, juga berkeluh kesah. Dihadapan-Nya tidak ada yang mustahil. Siapa yang mampu meninggikan langit tanpa satupun tiang. Juga siapa yang mampu mengubah malam menjadi siang, siang menjadi malam. Tiada seorang pun yang mampu kecuali Allah, Tuhan semesta alam.

Ketika semua dihadapan kita menjadi mustahil. Serahkan semuanya pada-Nya. Tugas kita hanya berikhtiar (berusaha) meraih apa yang kita impikan. Kemudian disertai berdoa padaNya. Memohon apa yang mustahil bagi kita untuk dimudahkan. Terakhir baru bertawakal menerima hasil yang telah diperoleh.

InsyaAllah, Allah selalu memberikan kemudahan bagi hamba-hambanya yang berusaha untuk meraih niatan baiknya. Bagaimana mungkin Allah akan mengabulkan apa-apa yang diinginkan, tanpa orang tersebut berusaha terlebih dahulu. Itu sama saja seperti orang ingin makan tapi enggan berjalan ke warung. Mana mungkin dia bisa makan.

Yakinlah bahwa setiap apa-apa yang kita impikan tidak ada yang mustahil. Semuanya butuh proses. Dan didalam proses tersebut terkandung usaha, ikhtiar, juga tawakal. Bukankah manisnya hidup baru terasa setelah kita berlelah-lelahan. Ibarat orang berpuasa yang meneguk segelas Es sewaktu berbuka. Sangat beda rasanya, akan ada kenikmatan tersendiri. Jadi janganlah mengeluh sebelum berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar