Rabu, 17 Juni 2015

Tabiat Congkak

Dalam sebuah buku karangan Agus Mustofa sering kali Saya tercenung dibuatnya. Kali ini tentang kesombongan. Sombong atau congkak adalah salah satu dari tiga alasan mengapa Allah tidak menurunkan ilmunya pada orang yang berlaku demikian.

Kalian pernah melihat orang sombong? Pastinya sering, juga tidak terlalu sulit kita dalam menemukan orang bertabiat demikian. Bahkan terkadang teman kita sendiri. Orang yang amat dekat dalam keseharian kita. Lagaknya seperti orang super, seakan dialah yang berada dalam puncak. Omonganya diatas angin. Terlalu membanggakan apa yang Ia punyai. Egois, serta sok dalam segala bidang. Sok tahu, sok keren, sok pintar, sok sekali pokoknya. Orang-orang seperti ini tidak pernah sadar bahwa diatas langit, masih ada langit.

Tahu apa itu artinya? Bahwa kita tidak pernah mencapai puncak tertinggi ketika kita berlaku sombong. Kebanyakan orang yang berperangai demikian sulit untuk bertoleransi dalam suatu pengambilan keputusan. Ia sulit untuk berlapang dada dalam menerima pendapat orang lain. Jangankan menerima bahkan mungkin memikirkan pendapat orang lain saja enggan. Alasannya lantaran egois tadi. Dan egois berakar dari kesombongan yang tertanam dalam hati.

Dalam pandangan orang congkak. Semuanya adalah lebih rendah dari pada dirinya. Kurang lebih seperti Raja Firaun yang akhirnya tenggelam di Laut Merah. Lantaran menganggap dirinya adalah Tuhan, dan tidak mau mengakui adanya Tuhan lain selain dirinya. Diakhir cerita orang nan congkaknya tak alang kepalang akan berakhir amat malang pula. Seperti Si Firaun tadi. Sebenarnya masih banyak kisah-kisah orang nan congkak yang berakhir miris.

Lihat sekitar kalian saja. Misal salah satu teman kita ada yang pandainya bukan main. Dan berlagak sok pula, Ia tak mau berteman dengan orang yang kurang pandai. Jangankan berteman bahkan terkadang menyimak perkataan saja Ia enggan. Karena menganggap dirinya paling pandai.

Seperti itulah kawan. Ketika kita sudah menganggap diri sendiri paling pandai. Kita enggan sekali dalam mendengarkan pendapat orang lain. Merasa bahwa kita lah yang paling benar. Merasa ilmu kita lebih dari pada yang lain.

Memang benar ketika ilmu-ilmu Allah tak pernah diturunkan pada orang yang berlaku sombong. Karena orang yang bertabiat congkak enggan sekali bersifat obyektif. Lebih cenderung subyektif. Jadi ilmunya hanya berkutat pada yang dimiliki, itu-itu saja. Sulit sekali bertambah.

Maka berlaku sombong adalah sifat yang merugikan sekali. Tak terbukanya pemahaman atau pintu-pintu hikmah, sedikit teman, banyak saingan, banyak orang tak suka dari pada yang suka. Bahkan sifat yang dibenci nian oleh Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar