Selasa, 02 Juni 2015

Kepedulian

Tidak banyak orang yang memilih peduli jika ada orang lain yang kesusahan. Memilih tak acuh karena banyak pertimbangan yang lebih dulu dipikirkan. Pastinya tidak mudah bagi beberapa orang untuk rela mengulurkan tangan tanpa ada imbalan yang akan diperoleh. Hanya menolong ketika tahu ada imbalannya. Jika tidak, lebih memilih berdiam saja dibanding merepotkan diri untuk sesuatu yang kurang jelas.

Yang sering membuat orang mengurungkan niat untuk peduli adalah persepsi yang salah. Selalu memprioritaskan keuntungan dalam setiap tindakan. Seorang laki-laki tidak akan membantu perempuan jika tidak ada keuntungan yang diperolehnya. Banyak sekali macam keuntungan itu, misalkan  Si laki-laki ingin berkenalan dengan perempuan tadi. Atau Si laki-laki punya niatan lain yang bisa membuatnya puas. Itupun bisa dikatakan keuntungan.

Coba saja ketika ada seorang remaja laki-laki melihat nenek tua tengah kesusahan menggendong barang yang amat berat dan dari raut mukanya, nenek itu sangat membutuhkan bantuan. Saya berani bertaruh, meskipun Si laki-laki tadi melihat secara jelas dengan mata kepalanya sendiri. Lantaran memprioritaskan keuntungan. Si laki-laki tadi hanya akan bersikap masa bodoh.

Apa coba yang bisa didapat dari nenek tua. Uang banyak? Lihat saja dandanannya! Bajunya saja compang camping, sandal jepit yang beda satu sama lainnya. Terlihat lusuh pula.

Kita selalu merasa direpotkan ketika ada orang yang meminta pertolongan. Merasa terbebani ketika ada sesuatu yang harus dikerjakan diluar kehendak kita. Jika tidak didasari dengan rasa ikhlas, semua perbuatan baik seperti menolong tadi hanya akan membuat rasa sesak didada. Lantaran ketidak ikhlasan.

Perlu kita tahu bahwa banyak orang-orang sukses disekitar kita yang lebih memprioritaskan mean dari pada keuntungan. Orang-orang seperti ini dalam masa mudanya lebih mementingkan pencarian arti dibanding pencarian materi. Sehingga setiap tindakannya dilakukan tanpa dasar keuntungan. Orang seperti demikian banyak kita jumpai dalam suatu oraganisasi sosial. Jadi tindakannya berdasar atas rasa kemanusiaan.

Yang kurang kita ketahui selama ini adalah lebih berharganya ikatan dibanding materi. Kenapa demikaian? Seperti ini kawan, bukannya sok tahu ya sebelumnya. Tapi coba renungkan sejenak. Jika kita hanya mencari materi dalam setiap tindakan, ya sudah kalian hanya akan dapat materi itu saja. Alasan itulah yang membuat orang memutuskan hubungan dengan perusahaan lantaran di gaji rendah dan memilih mencari perusahaan lain yang mau menggajinya lebih tinggi.

Tapi jika kita menjaga ikatan atau relasi, punya banyak teman dimana-mana, semua itu yang akan membawa kita pada kemudahan kelak di kemudian hari. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di kemudian hari. Jika kita banyak berlaku baik. Seperti hukum karma, kebaikan pun akan berbalik pada kita kelak. Begini kawan, kita tidak pernah menyangka bahwa orang yang kita tolong sebelumnya akan balik menolong nantinya semua itu karena kita punya ikatan. Dia tidak akan segan-segan membantu. Jadi semakin banyak ikatan akan semakin banyak pula bantuan yang datang. Jika kita peduli pada orang lain, orang lain pun akan peduli pada kita. Jika kita peduli pada lingkungan, lingkungan pun akan peduli pada kita. Ingat timbal balik akan selalu berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar