Sabtu, 20 Juni 2015

Ramadhan (2): Apa Arti Puasa?

Apa hakikat puasa sebenarnya? Apakah selama ini kita hanya ikut-ikutan lingkungan? Tak tahu esensi puasa yang sebenarnya. Kita hanya ikut-ikutan terpengaruh trend pasar saat ini.

Jika seperti itu kita tak jauh beda seperti kambing gembala yang selalu manut pada majikan. Dikasih makan ya dimakan. Tak dikasih makan pun tak bisa berontak. Diseret kesana ya kesana. Pokoknya manut terus. Tahu-tahu kepala sudah terpenggal lantaran kita manut diseret majikan ke tukang jagal.

Puasa pun demikian. Malah ada yang memberi pengertian bahwa puasa adalah suatu ibadah menahan makan dan minum dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Jika seperti ini puasa yang kita lakoni hanya akan mendapat haus dan lapar saja.

Seringkali kita menyalah artikan antara cara dan tujuan. Bahkan menjadikan cara sebagai tujuan. Seperti puasa tadi, dalam menjalankan ibadah puasa dalam benak kita terngiang: asalkan tidak makan dan minum puasa kita tak batal. Ini salah kaprah namanya.

Memang pada intinya pengertian puasa adalah seperti disebutkan diatas. Tapi itu bukanlah tujuan dari puasa. Melainkan cara berpuasa. Metode dalam meningkatkan keberislaman kita.

Tidak hanya menahan lapar dan haus. Tapi juga menjaga perbuatan kita. Mengurangi perkataan-perkataan yang kurang bermanfaat. Bahkan kalau bisa, meniadakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar