Sabtu, 30 Mei 2015

Sementara, Dua Buku Antologi Dulu !

Aku masih ingat betul ketika niatku menulis hampir tertambat lantaran tak ada uang. Malam itu isi dompetku raib. Begitu juga isi ATM. Tak ada yang bisa diharapkan. Kedua-duanya mencapai ambang batas kritis. Sedang disisi lain aku sangat butuh uang sebanyak 300 ribu untuk mengikuti kursus menulis online.

Berkali-kali ku kirim sms pada teman, ponakan, bahkan keluarga yang isinya tentang pinjam uang alias hutang. Tapi tak ada satupun dari mereka yang membalas malah aku kena omel bapakku sendiri di kira minta uang untuk hal yang aneh-aneh. Malam itu aku pasrah diantara keinginan dan ketidakmampuan. Selanjutnya aku hanya bisa berdoa. Menyerahkan semuanya pada Allah. Minta padaNya agar memberikan yang terbaik.

Aku sangat berharap bisa mengikuti kursus online itu. Entah dari mana asalnya aku sangat tergila-gila dengan buku. Hingga tak ada waktu luang dipagi hari yang terbuang percuma tanpa kugunakan untuk membaca buku. Sehingga pernah terbesit keinginan untuk menulis buku. Menyampaikan ilmu-ilmu yang dirasa penting untuk disampaikan. Sehingga secara tidak langsung kita akan memperoleh pahala dari tulisan-tulisan kita.

Dan ketika pagi datang, tak dinyana-nyana. Teman dekatkulah yang membantuku, meminjami uang. Setelah beberapa saat yang lalu, kuceritakan keluh kesahku padanya. Aku masih ingat betul ketika Ia mengeluarkan dompet lantas menjulurkan tiga helai uang lima puluh ribuan. Kemudian Ia berkata hanya segitu yang ku punya, setidaknya bisa sedikit membantumu. Tentu saja sangat membantu kawan. Aku sungguh berterimakasih pada kawanku itu.

Aku agak lega pagi itu. Berarti kurang 150 ribu lagi uang yang kubutuhkan. Kemana aku harus mencari kekurangan itu. Sedangkan aku sendiri masih belum bekerja. Status dalam KTP menunjukkan aku hanyalah seorang mahasiswa. Lantas dari mana aku mendapatkan uang kecuali menengadahkan tangan pada orang tua.

Tapi bagaimanapun juga Aku tetap tidak enak rasa. Ketika disuruh minta uang orang tua. Setidaknya seperti itulah yang sebenarnya. Bahkan uang saku kuliahku saja hanya cukup untuk beli bensin, tak ada kelebihan meskipun hanya untuk sekedar membeli gorengan, apalagi sebungkus nasi.

Tapi Allah memang Maha Kaya, Maha Pemurah, juga Maha Mendengar. Ada saja jalan yang diberikan oleh-Nya ketika Ia telah meridhoi sesuatu. Rezeki datang tak terkira, dari seorang yang selalu menasihatiku, membimbingku ketika aku salah dalam melangkah. Dan akhirnya Aku bisa mengikuti kursus online selama lima hari itu. Iya hanya lima hari kawan, bayangkan!

Rasanya juga sudah hampir 7-8 bulanan aku rutin menulis. Di status facebook, diblog seperti ini, juga di microsoft word. Dalam proses penulisan buku. Berkali-kali aku ditolak majalah, tapi beberapa juga Alhamdulillah, bisa dimuat dalam majalah. Rasanya tak alang kepalang senangnya. Dan membuatku semakin gila dalam menulis. Setiap hari kusempatkan menulis buku dan satu artikel.

Dan yang paling tak terperikan rasa senangnya adalah melihat dua buku antologiku terbit. Meskipun menulis bersama teman-teman, setidaknya sebagian isi buku itu memuat secuil tulisanku didalamnya. Sementara ini baru bisa menghasilkan dua buah buku antologi. Semoga kedepannya mampu menerbitkan buku ku sendiri. Dan semoga senantiasa mampu memberi mamfaat bagi para pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar