Rabu, 06 Mei 2015

Pil Pahit itu, Harus Ditelan!

Bersyukur! Mungkin satu kata yang tepat untuk hasil sore ini. Bagaimanapun juga kami telah berusaha. Memeras otak. Mengintimi materi-materi yang telah di tentukan. Hingga memahami maksud-maksud perbutir dari pasal-pasal itu.

Sore ini mau tidak mau kami harus berlapang dada menerima hasil yang tidak sesuai harapan. Merengek, menangis, apalagi sampai menjerit-jerit tidak akan mengubah apapun. Banyak beralasan pun juga tak akan membuat terlihat hebat. Realitanya kami telah kalah bersaing.

Kalau boleh dikatakan rasanya kalah itu kurang lebih sama dengan rasanya patah hati. Manis di muka pahit di akhir. Bukankah seperti itu kawan? Tapi setidaknya kami boleh berbangga. Itulah buah dari usaha kami.

Sehingga Kami harus menelan pil pahit itu. Meskipun rasanya tak nyaman dilidah tentu Tak enak rasanya. Saat-saat yang paling memuakkan itu harus kami lalui. Sesuai menelan pada umumnya. Tak mungkin ujuk-ujuk pil pahit itu langsung di perut. Pastinya harus melewati mulut terlebih dahulu. Dan disitulah lidah berada. Organ yang mampu meresakan aneka rasa, mulai dari manis sampai pahit.

Yang terpenting dan perlu kita tahu. Bukan berarti pil pahit itu tak punyai sisi baik. Kata siapa? Obat-obat kebanyakan rasanya pahit. Tapi di sisi lain mampu memberi efek yang baik bukan? Sebagai penyembuh suatu penyakit. Misalnya.

Sehingga yang dapat dilakukan hanyalah berkhusnudzon dan bersyukur bahwa ini adalah hasil terbaik yang di berikan Allah. Selalu ada hikmah di balik setiap kejadian. Tinggal mau apa tidak kita meniliknya. Bukankah Allah telah berjanji selalu ada kemudahan setelah kesulitan. "Ina Maal Usyri Usra". telan saja pil pahit itu. Selanjutnya bersabar. Niscaya Allah akan memberikan sesuatu yang lebih baik dan tak pernah terduga-duga sebelumnya. Entah kapan itu terjadi. Hanya Allah Yang Maha Penulis Skenario Terbaik. Yang tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar