Minggu, 17 Mei 2015

Sekolahanmu Buruk Rupa?

Kau lihat kawan? jangan pernah sekali-kali meremehkan tempat dimana engkau dididik saat ini. Hanya karena tempat itu tidak layak huni. Jangan pernah engkau merisaukannya. Tidak bisa melejitkan masa depan hanya karena engkau bersekolah di sekolah yang sederhana. Tidak berstandar nasional bahkan belum terakreditasi layaknya sekolahan megah lainnya.

Jangan pernah pesimis. Mendahului nasib, lantas membuat kesimpulan tidak ada masa depan cerah untuk siswa yang bersekolah di bangunan reot. Kemudian berusaha sekeras mungkin untuk segera mencari sekolahan lain yang dianggap layak. Dan mampu menyediakan kesuksesan kelak usai lulus. Yang tidak pernah engkau sadari, engkau telah membuang-buang waktu.

Salah besar kawan jika kita masih beranggapan demikian. Memang pada kenyataannya sekolah yang lebih berkualitas, fasilitas lebih dari memadai, dan di tunjang gedung penelitian untuk berbagai riset, akan menghasilkan peserta didik yang lebih berkualitas. Tapi itu jika dimanfaatkan secara maksimal. Jika tidak, bangunan-bangunan tersebut tidak lebih dari sebuah pajangan kemewahan yang teronggok manis diatas lahan.

Janganlah berkecil hati kawan. Bagi kawan-kawan yang tengah menempuh pendidikan di sekolahan yang kurang memadai baik dari gedung maupun fasilitasnya. Setidaknya kalian masih punya guru yang mengajar dengan tulus menyampaikan pengetahuannya dengan ikhlas dan menanamkan nilai-nilai kehidupan pada kalian. Itu lebih berharga dari gedung-gedung mewah dengan berbagai fasilitasnya.

Setidaknya kita bisa bangga dalam sekolah yang sederhana. Sebab masih bisa menemui orang-orang yang mengajar dengan ketulusan mengharapkan anak didiknya memperoleh yang terbaik darinya. Mengajar bukan memprioritaskan upah, tapi mengajar dengan memprioritaskan cita-cita yang luhur, yaitu  memerangi buta ilmu pengetahuan. menebarkan ilmu dengan kasih sayang.

Seperti pepatah jawa, guru iku di gugu lan ditiru. Yang artinya guru itu dihormati kemudian harus di tiru. Jika guru, baik perangainya. Murid pun akan baik perangainya. Sebab pada dasarnya anak-anak itu melihat terlebih dahuku kemudian baru mencontohnya. Dari sini kepribadian yang sehat akan terbentuk. Serupa dengan pernyataan Ahmad Syauqi Bey, seorang sastrawan arab abad pertengahan. Yang mana menyatakan, "Suatu bangsa yang besar tidak akan hancur karena ekonomi yang rusak, tetapi bangsa yang besar akan hancur karena moral yang rusak.". Jadi yang lebih penting adalah kepribadian. Moral dan Akhlak adalah dua hal yang harus di utamakan dalam pendidikan.

Jangan cemas kawan, karena sekolahan mu buruk rupa lantas engkau berpikiran tak akan menuai kesuksesan. Banyak orang-orang sukses yang lahir dari sekolah yang bisa di bilang biasa-biasa saja. Tengok Andrea Hirata yang dididik di SD Muhammadiyah yang bangunannya hampir ambruk. Tapi jadi apa dia sekarang? Penulis novel terkenal. Atau Ahmad Fuadi pendiri sekolah menara dan juga penulis novel best seller, ia adalah lulusan sekolah pondok.

Dari sini masihkah kita berfikiran bahwa kemegahan sekolahan berdampak besar pada kesuksesan seseorang. Jawabnya itu tidak terlalu kawan. Penentu sukses tidaknya seseorang adalah kepribadian seseorang. Itu berarti penentunya adalah diri sendiri. Tinggal mau atau tidak kita meraihnya, yang tentunya harus dengan bersusah payah. Seperti kata Chairul Tanjung, tidak ada kesuksesan yang diperoleh semudah membalikkan telapak tangan.

Jika kita bersungguh-sungguh dalam meraih kesuksesan. Niscaya kita akan mendapatkannya kelak. Bukankah Allah telah berjanji, tak akan mengubah nasib suatu kaum jika mereka tak berusaha merubahnya sendiri. Kemudian memanfaatkan semaksimal mungkin segala fasilitas di sekitar kita, karena itu merupakan bentuk syukur terhadap pemberian-Nya. Dan jika kita bersyukur niscaya Allah akan menambah nikmat-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar