Senin, 04 Mei 2015

Diguyur Perundang-undangan

Sudah 168 jam lamanya Aku berkutat dengan materi-materi yang ada sangkut pautnya dengan pasal-pasal, ayat-ayat, bab-bab, serta Perpres, Inpres, atau apalah itu yang kesemuanya berbau peraturan perundang-undangan. Otak serasa dibebat kemudian dijerat dengan tali yang di ujungnya di beri bandul seberat puluhan kilo. Sudah pasti berat sekali. Ingin rasanya sejenak kubenamkam kepalaku pada bantal yang nyaman. Ya Tuhan pasti enak sekali rasanya.

Tapi didepanku tumpukan materi tentang pasal-pasal itu masih membukit. Kira-kira masih ada lima puluh lembar folio lagi yang harus ku libas malam ini. Aku hanya bisa menghela napas. Menilik secara teliti kata demi kata yang tak kunjung habis.

Suasana kamarku lengang. Beberapa jam yang lalu kedua orang tuaku telah beranjak memejamkan mata. Begitu juga dengan dua saudaraku. Adik dan kakakku. Mungkin mereka sudah terlalu lelah karena rutinitas harian yang tak ada henti-hentinya. Tentu saja itu sekolah. Hanya sejenak berhenti jika angka di kalender yang bersandar di dinding berwarna merah.

Aku kembali menyeka dahiku. Mengusir keringat yang menyembul. Mencoba mengumpulkan kembali semangatku yang kebanyakan telah berserakan di tempat tidurku. Kembali meraih satu bendel materi. Membacanya di bawah sinar lampu belajar yang menyilaukan mata. Jika tak ada lampu pijar ini mungkin dari tadi kepalaku sudah tersandar tak sadar pada meja belajar didepanku ini. Huh...lampu ini selalu bisa mengusir rasa kantukku. Meskipun leher bagian belakangku mulai terasa nyeri.

Setidaknya Aku juga harus bersyukur. Semua ini akibat peristiwa yang terjadi setahun lalu. Aku dan tiga orang temanku berhasil menjuarai sebuah kompetisi cerdas cermat perkoperasian tingkat kabupaten. Aku masih ingat. itu adalah buah manis dari usaha yang telah kami lakukan.

"Good job!","Congratulation!"," selamat kawan!", ucapan banyak orang yang kami temui. Mereka tersenyum riang sambil manjabat tangan kami kemudian mengayunkan beberapa kali keatas dan kebawah. Aku pun sedikit terheran-heran, tidak menyangka atas keberhasilan ini. Semua itu jelas karena ikhtiar dan doa yang tak henti-hentinya kulayangkan pada-Nya tiap waktu. Alhamdulillah. Terimakasih atas nikmatmu Ya Allah.

Dan hari ini adalah pertanggung jawaban dari peristiwa setahun lalu. Dua hari lagi terhitung dari malam ini Aku dan kedua temanku harus mewakili kabupaten Lamongan untuk mengikuti lomba di tingkat Provinsi. I'm coming Surabaya! Sorak-sorai dalam benakku malam ini. Di tengah kelelah-letihan tubuhku.

Biarlah, Aku harus berusaha terlebih dahulu baru menerima hasilnya. Malam ini semakin lengang di kamarku. Suara derik puluhan katak terdengar lamat-lamat diluar sana. Sudah tiga hari ini Lamongan di guyur hujan deras. Sedangkan aku sudah dua minggu lebih di guyur perundang-undangan. Dua jam lagi mungkin aku baru bisa terlelap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar