Selasa, 12 Mei 2015

Sunrise di Tanah Lot

Pintu didepanku dari tadi tak henti-hentinya di pukul. Digedor-gedor dari luar. Aku bisa membayangkan dari gemuruh percakapan di luar. Pastinya ada lebih dari satu orang mungkin tiga sampai lima orang tengah antri didepan pintu toilet masing-masing.

Toilet umum ini telah ramai meskipun hari masih terlalu pagi. Bahkan matahari belum berkenan menunjukkan batang hidungnya. Hanya ada cahaya fajar yang beranyaman dengan kelabunya langit di atas sana. Itu artinya sekarang masih terlalu pagi untuk mengajak anjing jalan-jalan.

Badanku sudah terasa segar. Diguyur air dari pulau dewata. Saatnya keluar dari toilet umum lantas menghirup segarnya udara pagi di Tanah Lot. Tentunya beserta kawan-kawanku sekelas.

Aku terbelalak usai membuka pintu toilet. Sedikit terheran-heran antrian membludak memenuhi lorong. Puluhan orang berdiri mengantri didepan pintu setiap toilet sambil membawa peralatan mandinya masing-masing. Tidak terkecuali teman sekasku pun ada yang tengah mengantri.

Lantas aku bergegas meninggalkan toilet. Mempersilahkan pengantri tadi sebelum beranjak pergi. Aku berjalan di depan para pengantri pelan agak membungkuk pertanda aku memberi hormat. Dan sedikit jail ketika berjalan didepan kawanku sendiri. Menciprati mukanya dengan air. Tapi itu hanya becanda kawan tidak lebih.

Aku sudah tidak sabar menghirup udara pantai. Menikamati keindahan sunrise bersama deburan ombak di pantai di Tanah Lot. Aku sudah membayangkan berbagai macam keindahan yang akan kutemui disana. Berbagai macam rencana sudah tersusun apik dibenakku. Entah sejak kapan aku telah mempersiapkannya. Yang pasti sebentar lagi itu akan terwujud.

Iya tepatnya kini kami tengah berbondong-bondong ber empat puluh enam, berjalan melintasi jalan setapak berpaving. Disamping kanan dan kiri jalan berjejer-jejer toko souvenir bali. Rumah makan. Juga pelayanan jasa. Tak jarang di beberapa depan toko souvenir. Seekor anjing tengah duduk sambil menjulur-julurkan lidah. Beruntungnya si anjing terikat lehernya.

Nyanyian-nyanyian khas bali terdengar mengalun lirih dari beberapa toko. Nyaman sekali terdengar ditelinga. Hari ini langit agak kelabu tertutup mendung. Jalanan remang kawan. Tapi tak mengurangi suasana yang nyaman.

Allahu Akbar. Indahnya pantai-Mu. Nikmat mu memang tak terhitung jumlahnya. Kini didepanku telah terhampar lautan beserta seribu keindahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar