Selasa, 26 Mei 2015

Menangguhkan Pekerjaan

Lantaran sering meremehkan pekerjaan yang dirasa enteng. Tak tanggung-tanggung kita begitu mudah menangguhkannya. Begitu mudah untuk mengabaikannya sementara waktu. Lantas menganggap masih ada banyak waktu di kemudian hari. Dan sekarang memilih leha-leha di tengah-tengah waktu luang.

Menyandarkan badan padahal belum merasa lelah. Itulah yang sering terjadi, kita selalu terbuai akan bujuk rayu rasa malas. Menenggelamkan kepala dalam nyamannya bantal. Kemudian untuk beberapa saat selanjutnya. Kesadaran telah sirna terseret legitnya mimpi dalam lelap. Tidur lelap. Selelap-lelapnya. Tanpa sadar waktu terus melangkah.

Kemudian setelah terbangun. Waktu telah jauh melangkah didepan kita. Dan tak akan mungkin berhenti sejenak. Detik demi detik berganti, menit demi menit berganti, jam dami jam berganti, begitu seterusnya.  Waktu selalu melangkah kedepan. Tak akan mungkin mundur. Ibarat daun yang berguguran, tak akan mungkin kembali menempel pada dahannya untuk kedua kali. Pastinya akan digantikan pucuk-pucuk yang lebih hijau lagi.

Seiring waktu terus merangkak meskipun perlahan. Seiring itu juga pekerjaan remeh temeh semakin bertambah. Satu pekerjaan belum selesai pekerjaan lain sudah antri dibelakangnya. Lantaran semakin sering, atau hobi dalam menunda pekerjaan. Lihat tugas didepanmu! Sudah membludak tak keruan. Penuh sesak tak terperikan. Dan biasanya dalam kondisi, juga waktu yang serupa. Bagaimanapun juga tugas-tugas itu harus selesai! Itu perintah Bos.

Mau tahu rasa kejadian seperti demikian? Tak akan ada jeda untuk berhenti. serasa sedang lari direl kereta dan dibelakang kita ada kereta yang tengah melaju kencang mengejar. Jika sejenak saja berhenti hanya karena ingin mengambil napas. Pastinya 'Buaamm..!' tamatlah riwayat kita, dilalap kereta itu. Bos mengomel lantaran tugas usai melewati deadline. Jabatan pun terancam copot.

Pastinya sulit mencari kenyamanan. Seolah kemerdekaan telah terampas kembali. Tapi semuanya sebab akibat perbuatan kita sendiri. Mudah terayu nafsu, malas. Leha-leha seenaknya. Suka meremehkan pekerjaan. Itu penyebabnya.

Coba bayangkan jika tidak mudah menangguhkan pekerjaan. Pekerjaan hinggap langsung disantap. Begitu seterusnya. Pasti kita tak akan seperti itu. Jabatan jadi aman. Bos pun akan jadi santun. Semuanya tergantung kita. Bagaimana cara memanage waktu dengan tepat. Sehingga akhirnya kita bisa selamat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar