Kamis, 14 Mei 2015

Eloknya Balasan Raja Salahuddin

Sering kita saling mencaci satu sama lain. Mencederai baik fisik maupun nonfisik. Semua itu terjadi lantaran adanya perasaan tidak suka. Sehingga terjadi permusuhan satu sama lainnya.

Seperti yang saya sebutkan diatas. Mencedarai satu sama lain adalah tindakan yang sering dilakukan. Seperti saling menjelek-jelekkan meskipun terkadang itu tidak benar adanya. Memang terkadang kata-kata cacian itu lebih sering ditambah-tambahi keburukannnya dengan karangan sendiri. Kejadian ini bisa kita lihat dari kebanyakan pelaku Parpol yang terkadang tega menjelek-jelekkan lawannya di depan publik. Saling umbar aib satu sama lain. Bahkan terkadang juga tega, untuk mencederai fisik.

Hanya karena kita tidak suka dengan Si Dia. Entah dia musuh kita dalam suatu pertandingan. Saingan kita dalam mendapat jabatan. Atau saingan kita dalam mendapatkan hati seorang perempuan. Kemudian kita tega melukainya dan enggan menolong orang tersebut saat ia sedang beroleh kesulitan. Hanya lantaran ia pernah menyakiti kita. Atau lantaran dia adalah musuh.

Kejadian seperti itu bukanlah sifat orang Islam yang sebenarnya. Seperti yang dicontohkan Raja Salahuddin al-Ayyubi, komandan pasukan Islam dalam perang salib III (The Crusader III) ketika tengah menghadapi Raja Richard I, seorang Raja Inggris yang mendapat julukan berhati singa, King Richard, The lion of heart.

Ketika dalam perang salib III itu Raja Salahuddin mendapati bahwa Raja Richard tengah menderita suatu penyakit. Sehingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan perang. Lantas ketika itu juga Raja Salahuddin meminta terjadinya gencatan senjata. Kemudian menawarkan pada pasukan musuh untuk memperkenankan tabib muslim memeriksa Raja Richard. Dan Raja Richard pun menanggapi permintaannya. Lantas dari kejadian ini, hubungan yang baik antar keduanya tercipta. Bahkan, terbetik kabar bahwa, Raja Richard berkenan mengawinkan adik perempuan nya dengan Raja Salahuddin. Namun cerita ini tidak ada kelanjutannya.

Betapa eloknya balasan Raja Salahuddin terhadap musuhnya. Meskipun sedang di sakiti, umat Islam di serang. Ia tak mengurungkan niat membantu ketika mengetahui musuhnya membutuhkan pertolongan. Beginilah umat Islam seharusnya. Banyak-banyak menebar kebaikan pada kawan maupun lawan. Pada dasarnya menamam kebaikan pun akan mengunduh kebaikan pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar