Minggu, 17 Mei 2015

Euforia Holiday

Untuk sebagian orang, minggu adalah waktu yang cocok untuk bermalas-malasan. Membenamkan kepala di bantal-bantal empuk untuk selang waktu yang cukup lama. Atau bersenda gurau dengan anakan kucing yang terlihat lucu dengan sepasang mata bulatnya yang berkilauan. Jika ada pilihan lain, pastinya itu adalah jalan-jalan. Melihat eloknya alam ciptaan Tuhan dengan segala rupa aksesorisnya.

Tapi itu orang lain. Sejak kecil aku sudah terbiasa untuk mengawali minggu terlalu awal. Berharap untuk sesegera mungkin menjemput keelokan free day. Dimana orang-orang berkacamata seumuran bapak-bapak sedang menyandarkan salah satu kakinya si atas kaki lainnya. Kemudian takzim dengan kertas lebar di depan mukanya. Sesekali Ia mengibaskannya. Sedang aku cukup memperhatikannya dari kejauhan sambil menapaki jalanan panjang didepanku. Aku selalu suka dengan euforia holiday. Orang terlihat santai di mana-mana.

Anak-anak riang duduk takzim di depan layar kaca. Menantikan film yang hanya tayang di hari minggu. Jadi itu seperti penantian panjang seorang kekasih yang di tinggal pasangannya. Akan senang sekali jika ada satu masa yang mana mampu mempertemukan keduanya. Iya, itu lah anak-anak yang akan bertemu film idamannya untuk beberapa menit kedepan dihari minggu. Dan Ia harus rela menunggu selama tujuh hari lagi untuk menyimak kelanjutannya. Itu semacam hubungan setia yang terjalin tanpa disadari. Elok sekali bukan?

Untuk beberapa alasan mengapa minggu lebih menarik dibanding enam hari lainnya. Itu tidak lain adalah kemerdekan, freedom. Apapun bisa di lakukan di hari minggu, bahkan mungkin bisa sangat serupa dengan rencana. Jika tidak ada faktor x yang menghalangi. Salah satunya ialah cuaca. Akan sangat mengecewakan jika rencana piknik di hari minggu terpaksa di batalkan lantaran hujan turun begitu derasnya. Helaan napas satu dua kali akan terjadi. Mau bagaimana lagi kawan, itulah takdir.

Mungkin juga, minggu adalah hari pelampiasan. Pelampiasan tidur tak kunjung bangun, bagi para pekerja malam. Pelampiasan menjelahah alam, bagi pekerja di dalam ruang. Pelampiasan bertemunya sepasang kekasih, yang terpisah disebabkan kesibukan. Serta pelampiasan berbagai macam hal yang tak kunjung dapat di kerjakan di enam hari lainya.

Bagiku minggu itu selalu menakjubkan. Entah kenapa seolah lingkungan berubah bersahabat. Tak ada jeratan deadline. Deadline sirna untuk beberapa saat. Kemudian muncul emprit-emprit beterbangan disana sini menabur kebahagiaan. Jika boleh di ganti enam hari lainnya dengan nama yang sama. Pastinya orang-orang akan bosan bermalas-malasan. Dan keindahan minggu akan lenyap untuk selamanya. Begitu juga dengan euforia holiday.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar